Categories

Rabu, 26 Mei 2010

Hikayat Negri di Atas Angin

Seperti Malem Dewa yang kepincut Putri Bensu
kau sembunyikan sayap-sayap rapuhnya
puisi-puisi ini kaulempar saja ke dalam air dingin,
biar mereka gigil, hingga tercekat di ikat rambutnya.
Perhatikan, ikan-ikan itu mabuk
semabuk pria yang tadi malam terkapar di lantai disko
sisik-sisiknya tanggal,
ha, tinggal mulus kulit tampak daging,
mendenting detak jantungnya.

Adakah kaulihat perempuan itu
menyilang kakinya di antara sebotol Heineken?
Jangan kautunjukkan puisi ini pada calon mertuamu,
takut kau akan disuruh selam itu sungai,
mencari rambut Putri Bensu yang membatu,
calon mertuamu tak suka Malem Dewa,
katanya ia pria yang suka mencuri sayap.
Jangan kau tunjukkan puisi ini pada mertuamu
nanti kau disuruh merayap,
lupakan kisah ronda yang senyap
itu sudah menguap, tak lagi pengap, Din!
kembalilah ke Negri di Atas Angin*.

*Negri di Atas Angin adalah istilah yang digunakan untuk menyebut Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah, juga disebut dengan Negri Antara.

Palembang, 15 Januari 2010

Oleh:
Abdul Razak M.H. Pulo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar